Kamis, 31 Maret 2011

Sisa Keindahan Telaga Sarangan


Telaga Sarangan yang juga dikenal dengan nama Telaga Pasir adalah daerah wisata yang berjarak 25 km dari pusat kota Kabupaten Magetan. Telaga alami dengan luas sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter ini diapit dua gunung yakni gunung Lawu dan Gunung Sidoramping. Panorama telaga yang mempesona dengan latar gunung lawu yang menjulang dan dihiasi hutan cemara. Tak seberapa jauh dari telaga, ada sebuah air terjun Ngadiloyo yang menambah indahnya lokasi wisata ini. Telaga Sarangan merupakan obyek wisata andalan kabupaten Magetan, dimana tiap tahunnya mendatangkan ratusan ribu pengunjung yang ingin menikmati keindahannya.

Dalam sebuah tulisan Paul Zacharia (kabut mendesir di Tlogo Pasir) disalah satu majalah maskapai penerbangan, Sarangan termasuk obyek wisata tertua, bukan saja di Jawa Timur tapi juga di Indonesia. Hotel Sylverwin menjadi saksi bisu keindahan sarangan telah tersohor pada jaman Hindia Belanda. Hotel Sylverwin adalah hotel peninggalan Belanda yang masih beroperasi dan satu-satunya yang berasitektur berwawasan lingkungan tampak kontras dibelantara bangunan-bangunan disekitarnya. Karena keindahannya pula seorang penulis inggris, H.W. Ponder melaporkan catatan perjalanannya dalam buku ‘Java Pageant’-Impressions of the 30’s yang diterbitkan pada awal tigapuluhan. Sampai saat ini buku ini masih dicari orang untuk referensi kondisi wisata di jawa di tahun-tahun itu.


Ia menambahkan, sekarang kondisinya jauh berbeda dimana kacaunya lingkungan disekitar Telaga Pasir sangat memprihatinkan. Jalan menuju kawasan ini cukup lebar dan telah diamankan dengan plesengan yang rapi sekali. Juga jalan disekeliling danau sudah berpagar dan terawatt namun missmanagement tetap nyata terlihat. Kekumuhan sangat menyesakkan dada. Bangunan-bangunan desa yang mejeng dengan tampilan kota, pagar-pagar hotel dengan stainless steel menjadikan tidak akrab lagi dengan suasana pedesaan yang asri. Tapi yang amat parah adalah dibiarkannya lapak-lapak seperti pasar tumpah yang merambah ditepi danau. Keberadaan lapak-lapak itu telah sukses mengusik suasana ketenangan dan kedamaian yang diharapkan pelancong.
Sepertinya semua pedagang bebas mendirikan lapak dimana saja tanpa pengaturan. Sebuah taman bermain dan bercengkrama pun menjadi mubazir keberadaannya karena terbungkus rapat lapak-lapak yang berdiri memagarinya. Tak dapat dibayangkan betapa sesaknya kawasan yang karut marut ini kalau hari libur. Tlogo pasir ini hanya bisa dinikmati justru bila cuaca tidak cerah, sehingga keramaian disana tidak menyesakkan ruang gerak pengunjung yang memang ingin bergerak leluasa. Apa artinya berkuda kalau harus berhimpitan dengan mobil, apalagi lingkungannya yang tidak alami lagi? Apalagi sekarang untuk berfoto saja harus berebut posisi dengan tukang bakso atau penjual lainnya. Saat ini Telaga Sarangan bersejarah ini nyaris menjadi sebuah kolam dingin ditengah pasar.

Pemerintah harusnya duduk bersama dengan semua elemen terkait, bagaimana menata aset berharga ini supaya seluruh kawasan telaga dapat memiliki kelas internasional. Telaga ini layak dinikmati turis mancanegara, sehingga pendapatan daerah serta penduduk disana berlipat ganda. Sesungguhnya masuknya dollar dapat mengangkat seluruh kabupaten Magetan dan akan memakmurkan masyarakat dan obyek wisata disekitarnya juga. Seluruh kawasan penjual souvenir seyogyanya ddibuatkan lokasi yang artistik dan nyeni dilahan yang tidak mengusik penikmatan dan ketenangan danau. Tentunya dengan pengarahan turis pasti singgah setelah puas menikmati keindahan telaga. Pengendalian wisata ini bisa dilakukan diobyek berskala mega seperti Candi Borobudur dan Kawah Bromo tapi kenapa gagal di Sarangan? Sesungguhnya bila benar-benar dikelola secara professional, Sarangan layak menjadi obyek wisata berkelas dunia yang dapat dibanggakan.

Semoga kita masih bisa menyelamatkan aset berharga ini dari kerusakan lingkungan yang lebih parah. Kalau di jaman Belanda saja namanya mendunia, janganlah dibiarkan menjadi hanya utopia. Jangan biarkan sisa-sisa keindahan danau ini habis tertelan menjadi kolam raksasa di tengah pasar lapak-lapak jingga. *Paul Zacharia (kabut mendesir di Tlogo Pasir) – (@ry)

Senin, 21 Maret 2011

Seputar Pemilukada


Keberhasilan kemenangan di Pemilukada sangat sulit mencari rumusan bakunya. Pertarungan di Pemilukada ini ternyata banyak rona-rona yang harus disisati, untuk mengukur dan memoles diri hingga dapat disambut baik konstituen. Dan kesemuanya harus dipersiapkan secara matang dalam tataran yang elegan tanpa harus membuat siasat curang. Jika dicermati secara mendalam, strategi pemenangan dalam Pilkada, hampir sama, dengan strategi pemasaran produk atau jasa. Membangun konstituen itu sama dengan merawat costumer untuk fanatik terhadap produk atau jasa. Membagi kategori konstituen itu sama dengan segmentasi pasar. Pendekatan akademis melalui survey untuk mengukur elektabilitas dan popularitasnya sudah jamak dipergunakan, tetapi itupun bersifat prediksi. Tetapi jika dipergunakan secara optimal, hasil survey akan sangat membantu untuk membangun profile kandidat, merumuskan program, membidik sasaran pemilih, tracking (mengenali keunggulan dan kelemahan diri). Besaran dan banyaknya partai juga bukan sebuah ukuran dan faktor penentu kemenangan mengingat pengalaman di beberapa pemilukada, koalisi partai besar justru menelan kekalahan. Harus bisa dipahami bahwa pemilukada bukanlah pemilihan partai, tapi pemimpin, figure, atau bersifat individu. Pemahaman yang demikian ini telah menjadi perspektif konstituen dalam menentukan pilihan. Kekuatan money politics juga terbukti bukanlah cara paling utama untuk mendulang suara. Meskipun ada pengaruhnya, namun manajemen isu dan image building ternyata mampu membangkitkan emosi massa dan menjadi faktor penting menghadang serangan politik uang. Hal ini yang dibuktikan dibeberapa Pilkada, kandidat yang finansialnya terbatas mampu meraih simpati dan memunculkan ribuan relawan yang pada akhirnya menjadi kekuatan yang dasyat hingga bisa mengalahkan kandidat yang secara finansial jauh lebih kuat. Kejenuhan sebagian warga masyarakat terhadap pesta demokrasi yang produknya belum mereka rasakan juga menjadi persoalan, ini bisa dibuktikan banyak sekali prosentase ketidakhadiran yang sangat tinggi. Permasalahan yang paling sering adalah kegamangan pemilih terhadap bakal calon, minimnya pengetahuan mereka terhadap bakal calon memunculkan sikap pasif terhadap Pemilukada itu sendiri. Bangunan kebersamaan partai-partai pengusung dan pendukung harus terintegrasi dan koordinatif, jika tidak justru akan menciptakan intrik baru yang tidak produktif. Yang pada waktunya akan mengganggu jalannya proses-proses politik bagi kandidat. Inilah romantika seputaran Pemilukada, silahkan tarik kesimpulan dan siapkan menjadi sang pemenang (@ry)

Minggu, 20 Maret 2011

Saudara


Dalam damai rahim bunda kita hidup tergantung saudara
Saat meninggalkan jagat kecil rahim ada tangis melepas saudara, tapi ada tawa hangat saudara menyambut
Demi saudara kita saling membela
tapi atas nama saudara kita juga saling berebut
Lewat khittah persaudaraan kita tersambungkan meski jaraknya ribuan kilo
Meski keluar dari rahim yang sama, kepada saudara kita bisa saling tikam
Dalam saudara selalu ada pesan persamaan tapi juga perbedaan
Dalam ikatan kasih kita saling menyapa mesra saudara
Dalam lingkaran amarah kita mungkin saling bikin susah
Dalam kebaikan kita saling menolong, meski dlm pertanggungjawaban kita berdiri tegak di kaki sendiri
Kita kerap menyebut saudara kepada siapa saja yang sama warna kulit, logat bahasa, tempat lahir, agama, hobby bahkan juga partainya
Meski acapkali lupa saat kepentingan berbeda, Dalam pengadilan, saat kita hanya menjadi diri sendiri, tak ada persaudaraan atas nama apapun, yang ada hanyalah kepentingan kehidupan, kepentingan keadilan
Seperti fatamorgana yang tak pernah nyata, dalam dusta kita tak boleh merasa saudara, Hanya dlm kejujuran persaudaraan itu selalu ada dan abadi
Pentas dunia pasti ada akhirnya, tapi nurani akan selalu abadi
Di pentas mana persaudaraan kita berada, semua terserah dan akan kembali ke diri kita
(Puisi karya Suyoto (Kang Yoto) Ketua DPW PAN Jatim dan Bupati Bojonegoro)

Sabtu, 19 Maret 2011

Konsolidasi Kader Perempuan PAN

Badan Pemberdayaan Perempuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) bekerjasama dengan Perempuan Legislatif PAN DPR menggelar perhelatan Temu Kader Perempuan Legislatif/Eksekutif PAN se Indonesia, pada tanggal 17 Maret kemarin.  Bertempat di ruang rapat Fraksi PAN, Gedung Nusantara I DPR, lantai 20, temu kader perempuan legislatif/eksekutif PAN se Indonesia ini dihadiri oleh 80 perempuan anggota DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/kota dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan temu kader perempuan PAN se Indonesia yang berlangsung  mulai tanggal 17 hingga tanggal 19 Maret 2011, di Hotel Mercure , Ancol, Jakarta Menurut Ketua Badan Pemberdayaan Perempuan PAN, Welya Safitri, temu kader perempuan PAN digelar untuk peningkatan kualitas dan kapasitas kader perempuan PAN sebagai pilar perjuangan partai. Acara itu mengangkat tema "konsolidasi dan koordinasi kader perempuan PAN menuju terciptanya kader perempuan yang handal dan profesional. Pada acara Temu kader PAN se-Indonesia juga melibatkan organisasi otonom dan organisasi mitra perempuan PAN.Organisasi otonom dan mitra perempuan yang bakal hadir, di antaranya, Perempuan Amanat Nasional (PUAN), Forum Silaturahim Antar Pengajian (Por-sad), Persaudaran Perempuan Amanat (PPA), Jaringan Usaha Wati Mandiri (Juma), dan Himpunan Solidaritas Pekeria Perempuan Amanat Nasional (Kistan).. Selain konsolidasi sesama kader Perempuan PAN, di acara itu juga akan di launching program kerja unggulan perempuan PAN dengan sebutan Postandu (Pos Pelayanan Amanat Terpadu). Sifat kerja Postandu ini untuk memberikan penyuluhan. Seperti penyuluhan kesehatan, bencana alam, advokasi perempuan, dan pendidikan, "Kita juga akan siapkan mobil khusus untuk jemput bola ke masyarakat. Sebagai projek, di DKI ada lima mobil, dan itu akan jadi contoh di seluruh Indonesia. Minimal di setiap kantor DPD ada mobil khusus."Untuk program unggulan perempuannya sendiri, sambung Welya, di antaranya program kelompok sekar mentari. Kata dia, program kelompok sekar mentari akan diikuti dengan peresmian Koperasi Induk Sekar Mentari."Prograrn ini semacam pemberdayaan ekonomi perempuan. Kita akan memberikan pelatihan kewirausahaan, memberikan semacam kredit usaha rumahan dan kontak bisnis antar pengusaha kecil," jelas Welya.  Target penyelenggaraan acara ini, tegasnya, adalah memantabkan kesiapan perempuan PAN dalam merealisasikan target partai yang dicanangkan ketua umum PAN saat kongres di Batam…Selain mewujudkan target PAN untuk menyokong perolehan double digit, acara ini juga sebagai motor penggerak dalam upaya memenuhi 30 persen kuota keterwakilan perempuan yang disyaratkan undang-undang. (@ry)

Jumat, 18 Maret 2011

Refleksi Perjuangan


PAN terlahir sebagai partai yang terbuka, reformis dan modern. PAN yang lahir dari gua garba reformasi pada 23 Agustus 1998, haruslah terus pada semangatnya. PAN lahir dimaksudkan untuk sarana  sebuah perjuangan jangka panjang. Bukan untuk perjuangan berkurun waktu, wadah perjuangan menegakkan demokrasi buat generasi demi generasi. Demokrasi yang kita perjuangan adalah demokrasi yang komprehensif yang menjamin tegaknya keadilan secara menyeluruh dan menyentuh berbagai bidang. Kita semua sadar bahwa untuk mencapai cita-cita besar perlu perjuangan antar generasi, membangun sebuah civil society, clean government dan good governance yang berorientasi pada kepentingan rakyat memerlukan perjuangan jangka panjang. Tetapi diantara kader PAN masih belum memahami perjuangan jangka panjang PAN. Banyak yang mengira bahwa perjuangan partai hanya berkisar pada bagaimana seseorang lewat PAN bisa menjadi anggota legislatif atau bisa duduk di eksekutif. Banyak kenyataan yang menunjukkan diberbagai daerah siang malam berada di Rumah PAN menjelang pemilu tapi ketika pesta telah usai mereka tidak pernah lagi menginjakkan kaki di kantor partai. Banyak yang belum memahami bahwa kader adalah “a permanently organized group of person forming the framework of larger unit”. Kader tidak boleh bermental musiman, apalagi hanya menunggangi partai untuk kepentingannya pribadi. Komitmen kader haruslah sepanjang waktu. Karena komitmen adalah totalitas perjuangan, baik ketika menjadi anggota dewan, pengurus maupun setelah lepas dari kepengurusan maupun keanggotaan legislatif. Kadang pula terlihat konflik internal yang kelewat tajam dan berkepanjangan, pada gilirannya akan membanting citra partai dimata publik. Masih kerap ditemui kader yang di legislatif kurang pandai menjaga citra partai, ada juga kader yang bergaya birokrat bahkan bermental parasit, meski tidak banyak tentu akan tetap mengganggu jalannya partai. Hal-hal negatif ini yang perlu kita benahi dimasa mendatang. Dalam usaha pembenahan internal kita tidak boleh lupa bahwa dalam keadaan apapun, kita tetap harus bersyukur pada Allah SWT. Sudah cukup banyak yang sudah kita kerjakan dan yang kita peroleh selama ini. PAN telah ikut menggerakkan masyarakat luas menuju civil society, demokrasi yang sehat dan egaliteranisme. Ribuan kader setia telah miliki diseluruh pelosok nusantara, bahkan sudah banyak yang memiliki kantor tetap. PAN sebagai ajang perjuangan dan jembatan silaturahim, tidak boleh mengecewakan. Saatnya kita bekerja sepenuh hati. Membuat program yang membumi, program perjuangan yang relevan, workable dan berguna bagi perkembangan partai dan pada akhirnya menjadi sumbangsih untuk pemantapan demokrasi di Indonesia.
Bukan pejuang jika tak berpeluh, bukan pula jika ia mengeluh. Sinar mentari kan kembali menerangi dilangit lazuardi yang biru. (@ry)

Selasa, 15 Maret 2011

Siap Gelar Pelantikan Akbar

Setelah melaksanakan konsolidasi, kini Dapil Jawa Timur VII siap menggelar Pelantikan Akbar yang rencananya akan digelar pertengahan April. Seperti telah diketahui, Dapil Jawa Timur VII yakni DPD PAN kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan telah melaksanakan Musda sebagai amanat AD/ART Partai. Magetan dipilih menjadi tempat pelaksanaan pelantikan bersama ini. ‘ Ini sebagai penghargaan kepada DPD PAN Magetan, dimana pada Pemilu Legislatif yang lalu meraih kenaikan suara 100% dari sebelumnya.” Ungkap Dra. Mardiana Indraswati selaku Panwil Dapil Jawa Timur VII. Ia juga berharap pengurus yang baru nantinya harus bisa melanjutkan keberhasilan dari para pengurus yang lama. Begitu juga harus bisa memperbaiki kekurangan-kekurangannya.  Konsolidasi partai harus dilakukan secara menyeluruh. Konsolidasi struktur, personalia harus dilakukan dengan baik, hingga level bawah. Konsolidasi partai harus terus dilakukan hingga struktur tingkat bawah, agar  PAN menjadi partai yang besar. Sehingga mampu menjadi rumah politik rakyat, wadah rakyat untuk menampung aspirasinya. Jika menginginkan target double digit, PAN harus bisa meraih kepercayaan dari masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa kader PAN tidak boleh mengganggu jalannya roda pemerintahan pusat hingga daerah. PAN harus mengembangkan politik harmoni yang santun  yang menekankan pada etika dan taat asas terhadap aturan dan sistem yang telah disepakati. PAN tetap menjadi mitra yang kritis pemerintah. Tidak boleh menjadi partai yang kerjanya ngerecoki kepala daerah atau yang mengganggu jalannya pemerintahan. Partai PAN tidak mau jadi partai penganggu  Sebaliknya harus menjadi penyangga pemerintah daerah, siapapun kepala daerahnya, dari manapun asalnya. Kader PAN harus memiliki ide yang konstruktif yang mendukung demokrasi untuk membangun bangsa guna menciptakan kesejahteraan rakyat.,” tegasnya. Dengan prinsip itu, maka setiap kader harus mengedepankan etika politik yang cerdas dan mampu memberi solusi bagi permasalahan bangsa. Sebaliknya, kader partainya jangan membuat masalah atau memancing kegaduhan politik
Siapapun Kepala Daerahnya, karena telah dipilih demokratis oleh rakyat, harus dibantu disukseskan. Ini sudah menjadi garis pendirian dan sikap partai dan jika ada kader yang tidak mau melaksanakan silakan minggir,” kata Bu Indras, begitu biasa dipanggil. Pihaknya memandang perlu menegaskan hal itu, karena ingin menjadikan partainya bisa memenuhi harapan rakyat dan hadir guna menjawab kebutuhan rakyat. Tidak ada satupun parpol yang menjadi musuh PAN sebab semua perbedaan apapun bendera dan warnanya bukanlah menjadi musuh melainkan partner guna memajukan demokrasi dan bernegara yang sehat. Dengan kondisi itu, ia menyatakan, PAN selalu siap bekerja sama dengan partai politik manapun. H. Sumarsono selaku Panda Dapil Jawa Timur VII juga mengingatkan kader PAN agar tidak terlena dengan hasil pada Pemilu 2009, sehingga lupa belajar dan berbuat untuk rakyat. “Karena partai yang berhenti belajar akan menjemput kematiannya. PAN harus terus berjuang dan bekerja keras untuk meraih target double digit sesuai target dari DPP” . Dia meminta agar setiap DPD melakukan kosolidasi secara utuh secara sehat dan etis.  Ia juga berpesan agar menjaga soliditas, keutuhan kekompakan dan spirit kekeluargaan dari seluruh keluarga besar PAN. Menurutnya dalam PAN ada kader lama, setengah lama dan ada juga kader yang baru lahir. Ia meminta kepada DPD dan jajarannya untuk tidak membeda-bedakan. “Semua adalah bagian utuh dari keluarga besar PAN, jadi jangan dibeda-bedakan, jangan ada jarak,” ungkapnya (@ry)

Senin, 14 Maret 2011

Musda III PAN Kabupaten Magetan

Musyawarah Daerah (Musda) Partai Amanat Nasional (PAN) Magetan, sebagai amanat AD/ART telah digelar pada Sabtu (15/01) di Hotel Imelda Magetan. Dalam kesempatan itu dihadiri pula oleh Dra. Mardiana Indraswati selaku wasekjen DPP PAN, Suli Daim dan Bambang Sutrisno yang mewakili DPW PAN Jawa Timur. Pada bursa pencalonan ketua DPD PAN Magetan diikuti oleh 8 kandidat. Namun akhirnya DPP merekomendasikan empat orang calon, yaitu H. Sutikno,BSc, Nahar Mukti Ali, SE, Sugeng Wahyono dan H.Syahrir, MM.. Melalui proses musyawarah mufakat akhirnya H. Sutikno, BSc  terpilih sebagai Ketua DPD PAN Magetan periode 2010 – 2015 menggantikan H. Sumarsono yang telah menjadi Wakil Ketua DPW PAN Jawa Timur. Kedepan ia akan mengutamakan konsolidasi partai hingga tingkat yang paling bawah serta partai akan memiliki database sebagai acuan dalam melaksanakan program partai terutama menghadapi Pilkada 2013 dan Pemilu 2014.

Garuda kembali terluka

Apa yang terjadi di republik yang kita cintai ini. Beberapa yang lalu ada ayin dan anggodo dibalik kasus cicak dan buaya. Lalu ada ‘drama’ konflik kepolisian yang menyeret mantan kabareskrim Susno Duadji. Dan lagi-lagi gayus, pegawai pajak golongan III A, mendadak terkenal. Terdakwa yang melakukan berbagai penyuapan dan pengelapan pajak ini keluar dari penjara dan berlibur ke bali. Semua semakin menguatkan ada skandal besar dibalik agenda tersamar. Yang terbaru ada skandal besar peredaran narkoba di lapas Nusakambangan yang melibatkan tiga petinggi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan. Peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) tak hanya terjadi di Cipinang atau Nusakambangan, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Lapas berhasil mengungkap peredaran narkoba jenis ganja yang melibatkan tiga narapidana. Sudah bukan Rahasia lagi kalau lembaga hukum kita terkesan masih tebang pilih dan sangat bisa diperjualbelikan. Ulah para mafia inilah menginjak-injak hukum demi uang yang bermilyar-milyar ataupun meloloskan tersangka dengan cara-cara yang tidak wajar. Mulai aparat yang nakal, pengusaha kotor, pengacara hitam, makelar, semua bermain secara terorganisir untuk menodai hukum di Indonesia. Mafia-mafia inilah yang menjadi penguasa yang sebenarnya. Bisa mengatur apa saja, dimana saja dan menembus sistem hukum, politik mapun usaha. Rasanya hanya diangan-angan saja mewujudkan suatu penegakan hukum yang adil dan beradab. Ada ungkapan membersihkan lantai yang kotor haruslah dengan sapu yang bersih. Disaat kita berusaha melakukan penegakan hukum tetapi justru aparatnya melanggar hukum. Disaat hendak menindak para mafia, satgas pemberantasan mafia hanya mampu berkomentar dan para pejabat lebih suka menghindar. Ada apakah dibalik cerita di republik ini? Wallahualam bi shawab (@ry_Biarkan sang garuda terbang tinggi kembali)

Menanti Kejujuran

Dewasa ini, ditengah tipu daya, intrik dan berbagai jurus berkelit, kebohongan demi kebohongan para elit politik serta para pejabat kita akhirnya terkuat. 524 kepala daerah terkena kasus hukum (korupsi), belum sejumlah mantan pejabat dan mantan anggota DPR RI Periode 2004-2009 yang terkena kasus cek perjalanan. Realita ini sudah cukup menunjukkan bahwa republik ini sudah mengalami defisit kejujuran. Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur. Kejujuran mempunyai derajat yang lebih dibandingkan sifat lainnya sampai-sampai gelar Rasulullah Muhammad yang pertama kali bukanlah pada kecerdasan, keturunan, harta, ataupun yang lainnya. Julukan awal beliau adalah Al-Amin atau yang dapat dipercaya. Beliau sepanjang hidupnya tidak pernah berbohong, memanipulasi, merekayasa ataupun yang sejenisnya. Kejujuran bagi Rasulullah adalah nafas, darah sekaligus nyawanya. Seorang pemimpin diikuti berdasarkan kebijakannya. Kebijakan tersampaikan dari perkataan, sikap dan perilakunya. Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar karena ditangan para pemimpinlah nasib umatnya berada. Pemimpin dijadikan panutan sekaligus harapan untuk perubahan nasib di masa depan. Memang, kejujuran membutuhkan keberanian. Berani untuk diejek, dilecehkan, dihina, dipinggirkan, diisolasi dan dihancurkan eksistensi dan identitasnya. Dan keberanian-keberanian itu masih menjadi barang langka hingga saat ini. Kejujuran memang terkadang akan mendatangkan resiko (secara jangka pendek), tapi dalam jangka panjang, itulah yang paling mulia dimata Allah SWT. Kita berharap, kejujuran inilah yang menjadi landasan dalam usaha kita membangun masa depan Indonesia serta membangun kultur politik yang bermoral dan beradab (@ry)

Minggu, 13 Maret 2011

Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Kabupaten Magetan

Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Kabupaten Magetan telah diselenggarakan pada tanggal 20 Pebruari 2011 bertempat di gedung PPI Magetan. Pada Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Kabupaten Magetan ini juga dihadiri oleh Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VII, Dra. Mardiana Indraswati dan H. Sutikno, BSc Ketua DPD PAN kabupaten Magetan. Pada Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Kabupaten Magetan kali ini diharapkan membawa dampak yang lebih baik  terhadap perkembangan pergerakan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke depan. Pada Musyda ini menghasilkan keputusan H. Nur Salim terpilih menjadi Ketua PDM Kabupaten Magetan periode 2011-2015 menggantikan Drs. H. Thoyieb Rantiono, MM. Sedangkan PDA tetap diketuai oleh Siti Zubaidah. Setelah terpilih H. Nur salim mengatakan,'Kami berharap khususnya warga muhammadiyah, mari bangkit kita hidupi Muhammadiyah terutama mushola dan masjid kita yang selama ini kurang terpikirkan untuk meramaikannya. Mari kita isi kegiatan dengan sholat berjamaah, pengajian dan kegiatan yang lain'. Sebelum pelaksanaan Musyda, digelar beberapa acara pra musyda. Diantaranya diselenggarakan jalan sehat dan donor darah, dimana pada jalan sehat PAN Magetan dan Dra. Mardiana Indraswati juga berpartisipasi memberikan doorprise.

Pidato Politik Hatta Rajasa

Dalam pidato politiknya, Hatta yang menjabat Menko Perekonomian bicara lantang soal posisi PAN dalam koalisi di pemerintahan SBY-Boediono. Kata dia, koalisi tetap harus kritis. "Koalisi hams diartikan mendukung pemerintah guna membangun pemerintahan yang bersih, berwibawa, menegakkan kebenaran dan menjadi pro rakyat," katanya.
Karena itu. Hatta meminta kader PAN untuk lebih mengedepankan persamaan. "Mari kita bersama-sama lebih mengedepankan persamaan daripada perbedaan, menjunjung persatuan daripada perpecahan, dan menatap masa depan daripada masa lalu," sambungnya.
Hatta juga meminta kader PAN untuk berupaya memerdekakan rakyat, termasuk merdeka dari kemiskinan. "PAN adalah Matahari harapan, Matahari bagi kesejahteraan, bagi keadilan dan masa depan bangsa yang membanggakan. Semoga Allah meridai langkah kita," kata Hatta.
Hatta mengingatkan, demokrasi yang sedang dibangun akan kehilangan makna apabila tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. Ditegaskan Hatta, perjalanan berdemokrasi di Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang benar. Namun demikian, Hatta juga mengakui bahwa demokrasi Indonesia masih terus mencari kesimbangan baru antara kebebasan dan menaati aturan hukum yang ada. Sejarah, ujarnya lagi, telah membuktikan bahwa para pendiri bangsa ini mempunyai banyak perbedaan pendapat. Tetapi mereka tetap mengedepankan kesantunan dan etika moral.
Dengan demikian, bagi bangsa Indonesia demokrasi itu bukan sekadar alat untuk mencapai tujuan, sehingga berbagai konfrontasi dan konflik harus dihindarkan.Pada bagian lain pidato politiknya, Hatta mengatakan, bangsa ini telah teruji dalam mengatasi ter-jangan krisis.
"Tahun-tahun tcrsulit saat krisis ekonomi bertaut dengan gejolak politik, telah berhasil dilalui dengan baik," ujarnya. Dikemukakannya pula, banyak bangsa yang gagal melewati ujian krisis, sementara Indonesia berdasarkan data, pendapatan rakyatnya terus meningkat hingga 2.000 dolar AS per kapita. "Kalau keberhasilan itu tidak terus dikawal, maka yang terjadi adalah kemunduran-kemunduran," katanya.
Hatta mengajak kepada semua pengurus dan kader PAN melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. "Mari kita melanjutkan perjuangan para pendahulu kita untuk mewujudukan cita-cita reformasi," pinta Hatta. PAN akan tetap bersama rakyat, karena PAN lahir dari dan tumbuh bersama rakyat. PAN tidak boleh dan tidak akan menjadi partai yang elitis, yang menjadi kendaraan para elit politiknya, Insya’allah PAN akan disesaki politisi yang transformatif bukan politisi yang transaksional, politisi yang populis bukan yang elitis, politisi yang amanah bukan yang pongah.

Berbuat untuk masyarakat


Berbuat apa saja, itu memang menjadi hak kita. Berbuat baik maupun sebaliknya itu adalah pilihan . Hanya saja, sama-sama berbuatnya, berbuat baik tentu akan lebih menentramkan hati. Dan sudah barang tentu setiap  perbuatan kita akan dituntut pertangungjawabannya kelak. Di tengah kondisi seperti saat ini , dimana pelayanan pemerintah dengan anggarannya yang sangat terbatas, tentu masih banyak hal yang perlu mendapatkan sentuhan aktif masyarakat. PAN ingin menjadi bagian dari anggota masyarakat yang peduli tidak hanya menjelang kampanye atau saat pemilu tetapi harus sudah menjadi bagian dari rutinitas kita yang mendarah daging. Artinya, harus ada perasaan yang hilang dari diri kita, bila tidak ikut berbagi. PAN ingin menularkan virus kebaikan kepada semua komponen masyarakat yang mampu untuk lebih meningkatkan solidaritas kepada masyarakat yang kurang beruntung, seperti baksos kesehatan, pembagian sembako ataupun memberikan layanan ambulan gratis. Apabila kegiatan yang telah kami lakukan ini dicontoh dan bahkan diselenggarakan lebih besar lagi oleh partai lain, organisasi masyarakat, atau pribadi-pribadi dengan niatan yang tulus, tentu akan lebih membahagiakan. Masing-masing partai akan berlomba-lomba memberikan manfaat yang sebesar-besarnya buat masyarakat. Dan akhirnya yang mendapatkan untung dan manfaat adalah rakyat. Dengan demikian, hanya partai yang memberikan manfaat kepada masyarakatlah yang akan dipilih oleh masyarakat kelak. Alangkah indahnya bila para pemimpin, pejabat, tokoh, politisi dan siapa saja berlomba-lomba membuat kebaikan untuk rakyat. Mari berfastabiqul khoirot untuk rakyat, karena sebaik-baiknya manuasia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
 

Copyright 2008 All Rights Reserved | PAN KABUPATEN MAGETAN Designed by Bloggers Template | CSS done by Link Building