Apa yang terjadi di republik yang kita cintai ini. Beberapa yang lalu ada ayin dan anggodo dibalik kasus cicak dan buaya. Lalu ada ‘drama’ konflik kepolisian yang menyeret mantan kabareskrim Susno Duadji. Dan lagi-lagi gayus, pegawai pajak golongan III A, mendadak terkenal. Terdakwa yang melakukan berbagai penyuapan dan pengelapan pajak ini keluar dari penjara dan berlibur ke bali. Semua semakin menguatkan ada skandal besar dibalik agenda tersamar. Yang terbaru ada skandal besar peredaran narkoba di lapas Nusakambangan yang melibatkan tiga petinggi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan. Peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) tak hanya terjadi di Cipinang atau Nusakambangan, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Lapas berhasil mengungkap peredaran narkoba jenis ganja yang melibatkan tiga narapidana. Sudah bukan Rahasia lagi kalau lembaga hukum kita terkesan masih tebang pilih dan sangat bisa diperjualbelikan. Ulah para mafia inilah menginjak-injak hukum demi uang yang bermilyar-milyar ataupun meloloskan tersangka dengan cara-cara yang tidak wajar. Mulai aparat yang nakal, pengusaha kotor, pengacara hitam, makelar, semua bermain secara terorganisir untuk menodai hukum di Indonesia. Mafia-mafia inilah yang menjadi penguasa yang sebenarnya. Bisa mengatur apa saja, dimana saja dan menembus sistem hukum, politik mapun usaha. Rasanya hanya diangan-angan saja mewujudkan suatu penegakan hukum yang adil dan beradab. Ada ungkapan membersihkan lantai yang kotor haruslah dengan sapu yang bersih. Disaat kita berusaha melakukan penegakan hukum tetapi justru aparatnya melanggar hukum. Disaat hendak menindak para mafia, satgas pemberantasan mafia hanya mampu berkomentar dan para pejabat lebih suka menghindar. Ada apakah dibalik cerita di republik ini? Wallahualam bi shawab (@ry_Biarkan sang garuda terbang tinggi kembali)
Senin, 14 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar