Senin, 14 Maret 2011

Menanti Kejujuran

Dewasa ini, ditengah tipu daya, intrik dan berbagai jurus berkelit, kebohongan demi kebohongan para elit politik serta para pejabat kita akhirnya terkuat. 524 kepala daerah terkena kasus hukum (korupsi), belum sejumlah mantan pejabat dan mantan anggota DPR RI Periode 2004-2009 yang terkena kasus cek perjalanan. Realita ini sudah cukup menunjukkan bahwa republik ini sudah mengalami defisit kejujuran. Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur. Kejujuran mempunyai derajat yang lebih dibandingkan sifat lainnya sampai-sampai gelar Rasulullah Muhammad yang pertama kali bukanlah pada kecerdasan, keturunan, harta, ataupun yang lainnya. Julukan awal beliau adalah Al-Amin atau yang dapat dipercaya. Beliau sepanjang hidupnya tidak pernah berbohong, memanipulasi, merekayasa ataupun yang sejenisnya. Kejujuran bagi Rasulullah adalah nafas, darah sekaligus nyawanya. Seorang pemimpin diikuti berdasarkan kebijakannya. Kebijakan tersampaikan dari perkataan, sikap dan perilakunya. Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar karena ditangan para pemimpinlah nasib umatnya berada. Pemimpin dijadikan panutan sekaligus harapan untuk perubahan nasib di masa depan. Memang, kejujuran membutuhkan keberanian. Berani untuk diejek, dilecehkan, dihina, dipinggirkan, diisolasi dan dihancurkan eksistensi dan identitasnya. Dan keberanian-keberanian itu masih menjadi barang langka hingga saat ini. Kejujuran memang terkadang akan mendatangkan resiko (secara jangka pendek), tapi dalam jangka panjang, itulah yang paling mulia dimata Allah SWT. Kita berharap, kejujuran inilah yang menjadi landasan dalam usaha kita membangun masa depan Indonesia serta membangun kultur politik yang bermoral dan beradab (@ry)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | PAN KABUPATEN MAGETAN Designed by Bloggers Template | CSS done by Link Building